Di London, sejumlah kursus menawari para pria kemampuan menjerat perempuan. Nah, kini ada satu kursus yang mengajari para perempuan agar pintar menjerat pria. Kursus ini diajari oleh Sue Ostler, perempuan yang pernah menulis empat buku bagaimana berhubungan pria-wanita yang baik. Kursus itu, bernama "Flirt Schmooze and Shimmy Tour", meminta bayaran satu orang 30 poundsterling (Rp 500 ribu) yang mendaftar lewat flirtdiva.com
Kursus ini menekankan pada praktik lapangan, bagaimana mendekati pria yang tidak dikenal. Helen Croydon, wartawati Guardian, menulis ceritanya bagaimana ia ikut kursus.
Praktik diceritakan dilakukan di sebuah bar yang ramai di Leicester Square, pusat kota London. Jumat sore itu dipenuhi pengunjung, pria dan wanita, dengan masih mengenakan baju kantoran mereka.
"Siapa yang menjadi sasaran kamu, Helen?" tanya Ostler.
Helen, yang menceritakan kembali kursus ini, gelagapan. "Saya belum lihat-lihat," katanya.
Segera saja Helen dinilai jelek. Hanya memperhatikan kelompok sendiri--dan tidak segera memantau sekeliling di ruangan seperti ini--dalam kursus merayu dianggap nilai buruk. Kira-kira D minus-lah.
Sesaat sebelum menjalani praktik di bar itu, Ostler memperingatkan bahwa mungkin sekali mereka bertemu dengan para cowok yang juga sedang belajar merayu di bar-bar itu.
Para pria itu kadang hanya melihat--dan membayar penjelasan--pada "Artis Ahli Gaet" yang bekerja di Jumat malam. Para artis ini mendapat bayaran dengan menjelaskan taktik-taktik yang dipakai sehingga gampang menggaet perempuan.
Ostler mengatakan para ahli gaet ini gampang diperhatian. "Mereka mendekati perempuan yang tidak bersama pria dan langsung mengucapkan kata-kata semanis madu," katanya.
Menurut Ostler, yang mereka lakukan berbeda dengan para pria itu. "Kita memusatkan diri pada kepribadian kita dan mengembangkan perasaan kehangatan dan disukai," katanya.
Dalam praktik lapangan itu, para peserta kursus--empat perempuan--diminta mendekati pria. Tidak perlu memperhatikan apakah pria itu tipe idaman mereka atau tidak. Mereka hanya butuh pria yang tidak sadar dijadikan kelinci percobaan untuk teori-teori Ostler.
Saat praktik, sudah diajarkan beberapa jurus dasar oleh Ostler. Jurus-jurus itu:
1. Bersikap riang. "Ini Jumat malam, perlihatkan Anda senang," kata Ostler.
2. Jangan duduk saja. Duduk membuat kita sulit didekati.
3. Tersenyum dan tampak percaya diri. Tapi juga harus tampak santai.
4. Perhatikan lingkungan sekitar untuk berjaga-jaga sebagai bahan percakapan. Tentang lagu yang diputar misalnya. Tentang makanan atau minuman yang menarik.
5. Jangan pernah pergi dugem tanpa aksesori yang bisa memancing orang berkomentar. Misalnya saja topi atau kalung yang menarik.
6. Terpenting: harus banyak melakukan kontak mata. "Kita secara naluri membuang pandangan saat kontak mata dengan orang tak dikenal," kata Ostler. Ia meminta para anak didiknya untuk membuat kontak mata sekitar lima detik, tersenyum, dan mungkin mengedipkan mata.
Dalam praktik itu, Ostler memperbaiki cara berkomunikasi anak didiknya. Helen, misalnya, menjadikan seorang pria sebagai sasaran. Ia melakukan kontak mata dan mulai bercakap-cakap.
Sayang sekali, Helen benci dengan aroma vodka yang keluar dari mulutnya sehingga ia menyandar ke belakang. Ostler berbisik di belakang Helen, meminta tubuhnya cenderung maju, jangan menyandar belakang. "Pikirkan kepribadian yang ramah, hangat, dan terbuka," kata Ostler.
Latihan berikut, Helen memilih seorang eksekutif. Tapi ia serius sekali mengobrol dengan teman-temannya. Helen sudah mendekat tapi ia tampak tenggelam dalam percakapan sehingga Helen cuma melewati saja.
Tapi Ostler tidak terkesan dengan sikap Helen yang pasrah begitu. "Anda bisa menyentuh bahu, tersenyum, dan bilang: permisi, dan pelan melewatinya," katanya. "Ayo kembali lagi!"
Helen sempat memprotes karena pria itu jelas sedang bercakap-cakap dengan serius. Tapi Helen dipaksa. Rupanya resep Ostler manjur. Saat ia kembali lagi melewatinya, pria itu menghentikan percakapan dan bertanya, "Anda mencari teman Anda?" Hm, ini pembuka percakapan yang bagus!
Nah, bagaimana jika percakapan sudah dimulai?
Ostler memiliki resep yakni tahap A-E-I-O-U.
A=ask (bertanya banyak hal)
E=ear (kuping, artinya lebih banyak mendengar daripada bercakap-cakap)
I=i (saya, kepribadian Anda mesti tampak keluar)
O=oh my God (sisi emosional, lucu, atau manusiawi harus tampak)
U=you (pembicarakan harus berfokus tentang orang yang diajak bicara, bukan tenang Anda sendiri)
Apakah resep yang dianjurkan oleh Ostler itu manjur? Sayang sekali Helen tidak menyebutnya.(NURKHOIRI)
SUMBER KUTIPAN :
0 TANGGAPAN:
Posting Komentar
PARA PEMBACA "GUDANG TIPS KITA" YANG TERHORMAT
SILAHKAN KOMENTAR ANDA......................